Cermin Yang Tak Lagi Utuh
Namaku Icha
Aku selalu berpikir bahwa diam adalah cara terbaik untuk menjaga semuanya tetap utuh. Tapi ternyata, diam hanya membuat luka itu tumbuh semakin dalam—hingga akhirnya aku tak lagi bisa menahannya.
Dulu aku percaya. Percaya pada seseorang yang kupikir akan selalu menjaga hatiku. Aku memberikan segalanya; waktuku, pikiranku, bahkan diriku sendiri. Tapi ternyata, tak semua yang kita beri akan kembali dengan ketulusan yang sama.
Dia menyakitiku—bukan dengan tangan, bukan dengan teriakan, tapi dengan cara paling halus yang tak kasat mata. Ia berubah perlahan. Senyum yang dulu membuatku merasa aman, kini hanya terasa asing. Kata-kata manisnya berubah menjadi senjata. Dan aku? Aku tetap di sana, mencoba memahami, mencoba tetap kuat, meski hatiku remuk sedikit demi sedikit.
Aku seperti cermin. Pecah oleh luka yang tak pernah diakui keberadaannya. Mungkin dia pikir aku tak tahu, atau mungkin dia hanya terlalu yakin bahwa aku akan selalu bertahan, seperti yang selalu kulakukan. Tapi tak ada cermin yang bisa kembali utuh setelah pecah. Meski kau coba rekatkan satu per satu, tetap akan ada retakannya. Dan pantulan di dalamnya tak akan pernah sama.
Setiap malam, aku menutup mata tapi pikiranku tak berhenti. Suara di kepalaku terus memutar ulang semua luka. Kata-katanya, sikapnya, kebohongannya, semuanya berbaris rapi menghantam jantungku. Aku terjaga, berusaha bernapas dalam hening yang terasa berat.
Aku tak membenci dia sepenuhnya. Mungkin aku hanya kecewa—karena telah mempercayai seseorang yang ternyata tak pernah benar-benar menjagaku. Aku menyesal, tapi lebih dari itu, aku merasa lelah dan kini, aku memilih menjauh. Bukan karena aku tak peduli lagi, tapi karena aku butuh menyembuhkan diriku sendiri. Aku tak akan sekarab dulu. Aku tak bisa. Hatiku terlalu rapuh untuk kembali menyentuh luka yang sama.
Maaf, jika aku kini diam. Itu bukan karena aku tak ingin bicara, tapi karena aku sedang mencoba mendengar suaraku sendiri—yang selama ini terabaikan.
Aku Icha dan ini bukan tentang kebencian. Ini tentang belajar mencintai diri sendiri… setelah lama membiarkannya hancur diam-diam.
Canica M.Bimbung


Komentar
Posting Komentar